Kisah Diponegoro
Pangeran Diponegoro adalah seorang bangsawan Keraton Yogyakarta dari keturunan ayahnya, yaitu Sultan Hamengkubuwono III, terlahir di lingkungan Keraton tidak membuat Pangeran Diponegoro hidup sebagai orang yang manja dan terbuai dengan kekuasaan duniawi.
Di bawah asuhan dari Neneknya Ratu Kedaton beliau belajar ilmu agama serta hidup sederhana di sebuah desa terpencil, jauh dari hingar-bingar Keraton Jogjakarta.
Bergaul dengan rakyat jelata, membuat beliau belajar hidup dan memahami setiap keluhan dan permasalahan yang dialami rakyat jelata secara mandiri.
Pangeran Diponegoro pun senantiasa menghormati para pemuka agama dan selalu berhasrat untuk mendalami ilmu agama. Akan tetapi hidup di bawah tekanan penjajah Belanda tidak langsung mudah.
Pajak yang tinggi, serta perubahan secara besar-besaran tatanan adat Jawa, membuat rakyat semakin menderita. Ditambah dengan kekalahan Inggris dan peralihan jajahannya kepada Belanda, membuat rakyat Jawa khususnya semakin menderita akibat kerja rodi yang dijalankan untuk membayar semua biaya perang Belanda.
Hal inilah yang menjadikan Pangeran Diponegoro tidak bisa diam berpangku tangan, Beliau kumpulkan para pemuka agama juga pangeran-pangeran keraton yang memiliki tujuan yang sama, yaitu mengusir Belanda dan mengembalikan tatanan jawa.
Desa Tegal Rejo, 20 Juli 1825
Saat sudah diketahui gerak geriknya, Belanda bergerak cepat dengan mengirimkan pasukannya, untuk menangkap pasukan Pangeran Diponegoro.
Kemudian terjadilah pertempuran pertama, pasukan pasukan Pangeran Diponegoro mampu memutar balikkan keadaan, dan berhasil kabur ke Gua Selarong karena tersesak.
Pasukan Belanda memang tidak dapat menangkap Pangeran Diponegoro, namun berhasil menghancurkan desa dengan membakarnya.
Gua Selarong, 23 Juli 1825
Pangeran Diponegoro dan pasukan yang ikut berjuang, mengatur strategi malawan Belanda, “kemarin kita sudah diserang, adat jawa sudah direndahkan, apakah kita tetap berpangku tangan setelah melihat itu semua?” kira-kira itu yang disampaikan oleh Pangeran dalam menyemangati para pejuang.
Mergolunyu, Bagelan Barat, Juli 1825
Serangkaian kemenangan demi kemenangan dimenangkan oleh para penjuang, mereka berhasil merebut beberapa Desa yang dahulu pernah diambil alih oleh Belanda dengan menggunakan siasat dan kesaktian dan doa.
Jalur pembekalan milik Belanda berhasil diambil alih, sehingga berhasil memutus pasokan pembekalan mereka.
Strategi Belanda Mengalahkan Diponegoro
Ditempat lain para petinggi Belanda berusaha keras mengatur strategi untuk menangkap dan mengalahkan pasukan Diponegoro. Strategi yang digunakan untuk mengalahkan Pangeran Diponegoro adalah strategi benteng stelsel.
Strategi benteng stelsel ini berhasil memukul mundur pasukan Diponegoro, setelah mengalami beberapa kekalahan dan terjadi perselisihan di antara pemimpin pasukkan, Diponegoro masih terus berjuang, sehingga berhasil memberikan inspirasi kepada pejuang yang lain untuk memerdekakan Indonesia, walau akhirnya beliau di asingkan ke Makassar.
Berikut ini video penjelasan singkat pangeran Diponegoro dan cerita ini juga bersumber dari video ini.
0 Komentar